Kumpulan Sejarah Biografi Terlengkap

Informasi Kumpulan sejarah biografi terlengkap, pengertian sejarah, apa itu sejarah, sejarah adalah.

LightBlog
Responsive Ads Here

Thursday, March 8, 2018

Biografi Teuku Jacob - Bapak Paleoantropologi Indonesia

 Teuku Jacob yaitu guru besar emeritus dalam bidang antropologi ragawi Universitas Gajah  Biografi Teuku Jacob - Bapak Paleoantropologi IndonesiaProfil Teuku Jacob
  • Rektor Universitas Gadjah Mada ke-7, Masa jabatan: 1981 – 1986
Informasi pribadi:
  • Lahir: 6 Desember 1929 Peureulak, Aceh, Hindia Belanda
  • Meninggal: 17 Oktober 2007 (umur 77) Yogyakarta, Jawa Tengah, Indonesia
  • Alma mater: Universitas Utrecht (Ph.D.; 1967)
  • Agama: Islam

Prof. Dr. Teuku Jacob yaitu guru besar emeritus dalam bidang antropologi ragawi Universitas Gajah Mada (UGM). Ia dikenal sebagai peneliti banyak sekali fosil yang ditemukan di banyak sekali tempat di Pulau Jawa. Menjelang tamat hidupnya, ia sempat menghebohkan kalangan antropologi atas kritiknya terhadap asal ajakan Homo floresiensis. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang tekun pada bidangnya dan menghasilkan banyak karya tulis, penelitian, buku, artikel, makalah di banyak sekali surat kabar, dan jurnal. Dia merupakan bapak paleoantropologi Indonesia.


Kehidupan

Prof. Dr. Teuku Jacob lahir di Peureulak, Aceh 6 Desember 1929. Ia putra bungsu dari tiga bersaudara, anak dari Teuku Sulaiman. Jacob tamat Sekolah Menengan Atas di Banda Aceh, 1949 dan Lulus FK UGM, 1956, kemudian ia berguru di Universitas Amerika, Washington DC, tetapi mengambil gelar doktor di Rijksuniversiteit, Utrecht, Negeri Belanda, 1970. Di dua akademi tinggi ini, Jacob dibimbing dua arkeolog ternama yakni Prof. Dr. W. Montague Cobb, dan Prof. Dr. G.H.R. Koenigswald.

Gagasannya di bidang pendidikan terasa orisinil. Misalnya, ia pernah melempar gagasan untuk mendapatkan lulusan Sekolah Menengan Atas IPS di fakultas kedokteran. Ia juga gusar melihat sebagian besar insinyur bekerja di kota. ‘’Kalau dokter sanggup menjadi dokter Inpres, mengapa insinyur tidak,’’ katanya. Tetapi, memenuhi impian Menteri P & K untuk mencetak kader penerus aktivitas bidang ilmu yang digelutinya, ia malah merasa sulit. Orang tidak banyak tertarik bidang ini alasannya akibatnya tidak eksklusif dirasakan. Lagi pula, bidang ini bersahabat berkaitan dengan antardisiplin: ilmu kedokteran, biologi, kedokteran gigi, arkeologi, dan antropologi budaya. ‘’Menyiapkan jadwal pendidikannya pun menjadi susah,’’ ujarnya.

Di beberapa negara, Jacob tercatat sebagai anggota sejumlah perkumpulan. Ia juga menulis beberapa karya. Jacob menolak anggapan para hebat Barat bahwa insan purba di daerah Sangiran, Solo, bertradisi mengayau — memenggal kepala kemudian memakan otak sesamanya. Ia menyatakan, ‘’Temuan-temuan tengkorak Sangiran umumnya sudah tidak bertulang dasar, rusak alasannya lemah. Lagi pula, insan purba cukup bekerja dua jam untuk makan sepanjang hari, sehingga rangsangan untuk membunuh menjadi berkurang.’’

Menikah dengan Nuraini, Jacob dikaruniai seorang anak wanita. Kegemarannya cuma membaca. Bila bepergian, ia sering membawa banyak kopor. Bukan pakaian, melainkan tulang belulang. Ketika membawa fosil ke Tokyo, 1977, ‘’Saya dijaga ketat, pakai polisi bersirene, dan lampu merah segala,’’ ceritanya.

Tidak selamanya serius, Jacob juga suka berkelakar. ‘’Orang sanggup memancarkan wibawanya lewat berbusana bersih, rapi, dan wangi,’’ katanya. Tetapi, ‘’Di dunia kami lain. Semakin kumal baju yang dikenakan seorang peneliti, apalagi jikalau ada lubang di sana-sini, ia akan semakin tampak berwibawa, dan lebih dihormati.

Mantan guru besar emeritus dan antropolog ragawi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini sempat menghebohkan dengan penemuannya mengenai kontroversi keberadaan insan Flores. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang tekun pada bidangnya dan menghasilkan banyak karya tulis, penelitian, buku, artikel, makalah di banyak sekali surat kabar dan jurnal. Dia merupakan putera Aceh yang diakui sebagai ilmuwan antropologi internasional.


Pendidikan
  • SD, Langsa (1943)
  • SMP, Kutaraja (1946)
  • SMA, Kutaraja (1949)
  • Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta (1956)
  • Universitas Amerika, Washington DC, AS (1960)
  • Rijksuniversiteit Utrecht, Negeri Belanda (Doktor, 1967)

Karier
  • Asisten Ahli Antropologi UGM (1954-1963)
  • Lektor Muda, kemudian Lektor Kepala Antropologi UGM (1963-1971)
  • Asisten Anatomi Universitas Amerika, Washington DC (1959-1960)
  • Guru Besar Tamu Paleontologi, Manusia, San Diego (1968)
  • Guru Besar Antropologi UGM (sejak 1971)
  • Sekretaris Fakultas Kedokteran UGM (1973-1975)
  • Ketua Bidang Ilmu Kedokteran Lembaga Pendidikan Doktor UGM (sejak 1977)
  • Anggota Komisi Kerja Senat UGM (sejak 1977)
  • Rektor UGM (1982-1986)

Kegiatan Lain
  • Pemimpin Redaksi Berkala Ilmu Kedokteran (sejak 1969)
  • Anggota American Association of Physical Anthropologists
  • Anggota Society for the Study of Social Biology
  • Anggota American Association for the Advancement of Science
  • Anggota Société d’Anthropologie de Paris
  • Anggota Society for Medical Anthropology

Karya
  • The Sixth Skull Cap of Pithecanthropus Erectus, American Journal of Physical Anthropology (1966)
  • Some Problems Pertaining to the Racial History of the Indonesia Region, Neerlandia, Utrecht (1967)
  • The Phitecanthropus of of Indonesia, Bulletins et Mémoires de Société d’Anthropologie de Paris (1975)
  • Menuju Teknologi Berperikemanusiaan (1996)
  • Tahun-Tahun Yang Sulit (2001)
  • Tragedi Negara Kesatuan Kleptokratis (2004)
  • Pygmoid Australomelanesian Homo sapiens skeletal remains from Liang Bua, Flores: Population affinities and pathological abnormalities (2005)

Penghargaan
  • Bintang Mahaputra Nararya (tahun 2002) dari Presiden Megawati Soekarnoputri.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Teuku_Jacob

No comments:

Post a Comment